Pada tanggal 20 April 2010, Deepwater Horizon,
sebuah rig pengeboran minyak lepas pantai yang dioperasikan oleh kontraktor Transocean
memulai pengeboran di selatan pantai Louisiana atas nama BP (British
Petroleum). Kepala teknisi elektronik Michael “Mike” William dan manajer
instalasi pengeboran lepas pantai James “Mr. Jimmy” Harrell dikejutkan ketika
tahu bahwa pekerja Schlumberger yang bertugas menguji ketahanan semen yang baru
diselesaikan dikirim pulang lebih awal tanpa melakukan uji ketahanan kerja
semen. Kemudian diketahui bahwa hal tersebut terjadi karena desakan manajer BP
yaitu Donald Vidrine dan Robert Kaluza. Selain itu juga diketahui bahwa manajer
BP tidak melakukan perbaikan pada peralatan Deepwater Horizon dengan alasan
penghematan anggaran.
Harrel bertemu dengan Vidrine dan membujuknya
untuk melakukan uji tekanan negatif, yang ternyata malah akan semakin melemahkan
semen yang dari awal memang sudah dalam kondisi kurang baik. Namun kesabaran
Vidrine semakin menipis dan membuatnya mendesak pekerja untuk segera melakukan
pengeboran dan memindahkan lumpur tanpa menunggu konfirmasi terlebih dahulu
dari Herrel terkait dengan hasil tes semen yang diterimanya. Pada awalnya,
operasi yang dilakukan berjalan dengan baik, tapi kinerja semen akhirnya gagal
total dan memicu ledakan besar yang membunuh beberapa pekerja. Setelah
serangkaian kerusakan peralatan, ditambah dengan usaha yang gagal untuk
menyegel sumur yang berakibat minyak terbakar dan membunuh beberapa pekerja
lainnya.
Dengan minyak yang sudah tumpah ke lautan,
kapal pengambil lumpur memulai evakuasi ketika melihat pekerja rig pengeboran
berusaha mengevakuasi diri. Harrel yang masih hidup dan terluka parah setelah
terkena ledakan dan membentur tembok diselamatkan oleh Mike dan memungkinkan
untuk mengontrol situasi yang terjadi di Deepwater Horizon. Yang pada akhirnya
diketahui bahwa rig pengeboran tetap tidak dapat diselamatkan lagi.
Pada malam itu, kobaran api membakar seluruh
Deepwater Horizon yang membuat penjaga pantai mengetahuinya melalui citra
satelit dan mengirimkan kapal serta helikopter untuk menyelamatkan pekerja.
Diakhir film ditunjukkan bahwa setelah tragedi
tersebut, baik Transocean atau Britain Petroleum sama sama dituntut atas
kejadian tersebut. Film diakhiri dengan kutipan teks “bahwa kobaran api
Deepwater Horizon tetap menyala selama 87 hari, menumpahkan kira kira 210 juta
galon minyak ke teluk Meksiko. Itu adalah bencana minyak terbesar dalam sejarah
Amerika Serikat.” Selain itu, kejadian tersebut juga mengakibatkan 11 pekerja
tewas, pencemaran lingkungan laut, matinya hewan laut dan burung serta
hilangnya mata pencaharian masyarakat sekitar pantai.
Untuk itu, apakah teluk Meksiko dapat
menggugat atas pencemaran terhadap dirinya?
Tidak, karena teluk Meksiko bukan merupakan
subjek hukum melainkan suatu bentang alam, sehingga tidak dapat menuntut dan
dilakukan penuntutan terhadapnya. Namun walaupun begitu, terhadap tragedi yang
mengakibatkan 11 pekerja tewas dan tumpahnya minyak ke laut tetap dapat
dilakukan penuntutan, karena keduanya merupakan objek hukum. Sehingga tidak
mungkin apabila sebuah objek hukum melakukan tuntutan terhadap subjek hukum.
Maka subjek hukum yang merasa dirugikan atau yang karena kewajibannya dapat
melakukan penuntutan terhadap pihak pihak yang menyebabkan terjadinya tragedi
tersebut. Oleh karena itu, teluk Meksiko serta ekosistem lautnya seperti ikan,
burung dan terumbu karang yang rusak karena ulah manusia tidak akan dibiarkan
begitu saja.
Sebagai sebuah teluk yang merupakan wilayah
teritori negara Amerika Serikat, tentu terhadap pencemaran dan kerusakan yang
diakibatkan tumpahnya minyak dalam tragedi Deepwater Horizon dapat dilakukan
penuntutan. Tumpahan minyak tersebut berdampak pada tercemarnya lingkungan laut
negara bagian Louisiana, Mississipi, Florida, Alabama dan Texas. Sehingga
sebagai subjek hukum, baik pemerintah negara bagian maupun pemerintah federal
dapat menuntut British Petroleum, Transocean atau pihak lain yang terlibat
dalam peristiwa Deepwater Horizon. Oleh karena itu, penuntutan terhadap
tewasnya 11 pekerja dan tercemarnya lingkungan laut tetap dilakukan oleh
pemerintah negara bagian atau pemerintah federal sebagai subjek hukum yang
memiliki kewenangan melakukan penuntutan hukum.
Tuntutan yang dapat dilakukan atas dasar baik
kerugian materi seperti rusaknya ekosistem laut, tewasnya 11 pekerja atau
hilangnya mata pencaharian penduduk sekitar ataupun kerugian immateri seperti
timbulnya rasa ketidaknyamanan, trauma dan was-was masyarakat sekitar pantai
akibat tercemarnya lingkungan. Serta bentuk tuntutan yang dapat dilakukan yaitu
dapat berupa pertanggungjawaban untuk menanggulangi pencemaran laut dan
mengembalikan nya seperti semula dan ganti rugi
atau tuntutan terhadap tewasnya 11 pekerja. Untuk tuntutan terkait ganti
rugi dan penanggulangan pencemaran laut dapat ditujukan pada perusahaan BP
selaku pengguna utama atau Transocean sebagai kontraktor. Sedangkan penuntutan
hukum terkait tewasnya 11 pekerja dapat dilakukan terhadap manajer BP yang karena
kelalaian dan ketidaktaatannya pada prosedur mengakibatkan tewasnya 11 pekerja.
Kumpulan Foto Tragedi Deepwater Horizon:
Sumber Foto:
https://www.forbes.com/sites/johnarcher/2017/02/01/deepwater-horizon-ultra-hd-blu-ray-review-keeping-it-real/
https://safety4sea.com/cm-learn-from-the-past-deepwater-horizon-oil-spill/
https://www.tampabay.com/florida-politics/buzz/2018/08/27/deepwater-horizon-oil-spill-didnt-really-hurt-florida-pro-drilling-leaders-say/
http://this.deakin.edu.au/society/on-this-day-the-deepwater-horizon-oil-spill
https://www.newyorker.com/magazine/2011/03/14/the-gulf-war
https://ocean.si.edu/conservation/pollution/oiled-seaweed-after-gulf-oil-spill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar